Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pengaruh seni pada perkembangan anak

Pengaruh seni pada perkembangan anak

Dulu seorang anak dicap cerdas jika dapat menguasai ilmu-ilmu pasti seperti jago matematika, jago fisika atau jago hitung-hitungna yang lain. Sedangkan anak yang jago seni seperti jago menggambar, jago menyanyi, jago membuat puisi tidak dianggap anak cerdas.

Namun semakin jaman maju dan era informasi semakin berkembang, anggapan itu mulai pudar walaupun belum signifikan.

Memang seni dalam pendidikan  masih dianggap sebagai pelajaran tambahan bukan materi utama. Lihat saja, seberapa besar porsi materi seni di sekolah yang diajarkan kepada anak setiap minggunya? Kemudian, bandingkan dengan mata pelajaran lain, seperti matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan IPA. Pelajaran-pelajaran apa saja yang mendapat porsi dan penekanan yang lebih besar? Jawabannya, pasti bukan seni!

Tapi untuk PAUD sendiri, seni ini masuk kedalam salah satu tema dalam pembelajaran, sehingga anak bisa mengasah bakatnaya asejak dini.

Padahal menurut sebuah penelitian pendidikan seni dapat meningkatkan kemampuan anak untuk :

  • Meningkatkan kemampuan membaca dengan membantu anak-anak membedakan struktur suara kata-kata
  • Meningkatkan konsentrasi, fokus, dan daya ingat.
  • Membangun kerjasama dan tanggungjawab.
  • Mengamati dunia dengan cermat dan menyingkirkan prasangka
  • Memacu ingatan dan kemampuan mengartikulasikan ide-ide
  • Mengimajinasikan sesuatu dan kemudian merealisasikannya.
  • Mempelajari suatu keahlian untuk mengekspresikan pemikirannya sendiri.
  • Memecahkan masalah dan pantang menyerah, meski menghadapi kegagalan.
  • Membayangkan hasil dari kerja kerasnya dan mencari tahu apa yang dapat menigkatkan hasil tersebut.
Dengan menciptakan dan mengamati seni dapat mengurangi kortisol atau hormon stres. Tidak hanya itu, kreativitas yang lebih besar juga menimbulkan kebahagiaan yang lebih mendalam.
Proses kreatif itu sendiri merupakan sumber kebahagiaan bagi kebanyakan orang. Sebab dengan memiliki kreativitas, seseorang juga lebih mampu memecahkan masalah kecil yang menimpanya setiap hari.

Ada banyak sekali jenis-jenis kegiatan yang berhubungan dengan karya seni yang bisa diajarkan kepada Anak Usia Dini. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Mewarnai

Mewarnai adalah aktivitas anak yang paling mudah, dan biasanya aktivitas yang pertama dilakukan pada tahap pendidikan usia dini adalah mewarnai. Anak akan senang dengan coretan-coretan apalagi coretanya berwarna-warni.

Guru atau pembimbing tinggal menyiapkan gambar yang belum diberi warna yang sesuai tema pembelajaran. Biarkan anak berkreatifitas menumpahkan ide nya di dalam memilih warna. Walaupun kadang warna yang digunakan tidak sesuai dengan kenyataanya, misal gunung diberi warna merah, 

Untuk awal-awal biarkan saja jika warna melewati garis gambar, karena motorik halus anak masih kasir. Dengan mewarnai juga sekaligus melatih motorik halus anak.

2. Bernyanyi

Dengan bernyayi bagi orang dewasa bisa menghilangkan stress dalam dirinya sedang bagi anak pun begitu. Bernyanyi  untuk anak bisa menjadi meluapkan kegembiraan dengan lepas.

Dengan bernyanyi juga bisa lebih mudah menyampaikan pembelajaran pada anak, misal pembelajaran etika dan pembelajaran berhitung pun bisa dilakukan sambil bernyanyi.

Dengan bernyanyi anak akan mudah hapal akan pelajaran yang dipelajarinya, karena dengan metode bernyanyi lebih mudah mengingat. Disini harus berhati-hati dengan jenis atau narasi nyanyian yang diberikan, karena anak mudah mengingat dan bisa masuk ke dalam alam bawah sadarnya.

Lagu anak-anak biasanya lebih mudah dinyanyikan dan biasnya juga mengandung kata-kata sederhana yang diulang-ulang. Misal lagu satu-satu, lagu topi saya dan lagu-lagu lainnya.

Bernyanyi juga melatih perkembangan bahasa anak, karena ada kata-kata baru yang di ucapkan anak dan pelafalan kata-katanya.


3. Menggambar

Menggambar juga merupakan proses kegiatan yang cukup mudah pada anak, guru atau pembimbing tinggal menyediakan kertas kosong dan pensil, bisa ditambag pensil warna agar lebih menarik. Tapi untuk awal-awal menggambar tanpa warna pun akan lebih menarik.

Kreatifitas anak akan ditumpahkan dalam kertas kosong tersebut, apa yang ada diotaknya akan berusaha digambarkan dalam kertas kosong tersebut.

Imajinasi yang tidak terfikirkan orang dewasapun kadang muncul dalam gambar-gambarnya. Dan kita sebagai orang dewasa susah meniru gambar anak-anak, karena imajinasinya tersebut.

Tidak ada standar bagus atau tidak bagus dalam gambar anak, yang ada adalah apakah anak mampu mengenal sebuah konsep yang dipahaminya.

Misal menggambar manusia, ketika anak menggambar manusia secara utuh guru bisa menilai apakah anak sudah paham dengan jenis-jenis anggota tubuh. Biasanya anak akan menggambar tangan dan kepala menyatu atau proporsi bagian tubuh yang tidak simetris.

Dengan menggambar selain seni yang dipelajari, anak juga dilatih otot halusnya dan koordinasi antara otak dan tangan. Selain itu dengan mengambbar juga anak mempelajari sebuah konsep, seperti tadi konsep anggota badan manusia.

Gambar lagend anak-anak adalah dua gunung, sawah dan matahari yang dihiasi awan dan burung-burung sedang terbang... :)

4. Mengunjungi sanggar seni

Dengan mengunjungi sanggar seni anak akan dirangsang untuk mengenal lingkung seni yang lebih luas dan mengenal bentuk-bentuk seni.

Dengan pergi ke sanggar senipun akan memberikan pengalaman baru pada anak tentang dunia barunya. Anak lebih senang belajar di luar ruang atau ruang yang baru baginya.

Bukan hanya sekedar melihat, anak juga bisa terjun langsung untuk membuat karya seni hasil kreativitasnya sendiri. Misalnya mengunjungi museum batik, anak mempelajari berbagai bentuk batik, sejarah batik, mengenal alat-alat untuk membantik, dan belajar membuat batik sendiri.


Dan masih banyak lagi kesenian yang bisa dieksplor kepada anak, tergantung kapada kretifitas guru dan pembimbingnya.

Hanya sekali lagi harus berhati-hati menyampaikan pembelajarana kepada anak melalui seni, karena akan mudah menempel dan susah lupa biasanya.

Semoga bermanfaat