Komunikasi dengan Anak
Komunikasi pada dasarnya
merupakan kegiatan penyampaian pesan. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu
proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi
di dalam diri seseorang dan atau diantara dua atau lebih dengan tujuan
tertentu.
Dengan adanya saling
memahami apa yang dimaksud oleh si pemberi pesan dan yang menerima pesan, maka
akan terbentuk komunikasi yang efektif, sehingga tidak ada mis diantara
keduanya.
Bagaimana komunikasi
antara orang tua dengan anak atau antara guru dengan anak didiknya ?
Cara anak berkomunikasi adalah :
- Anak berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa verbal dan bahasa tubuhnya.
- Perkembangan bahasa diperluas
oleh guru/orang dewasa melalui modeling dan peng”kode”an kegiatan.
- Kemampuan bahasa anak terus
didorong untuk membantu anak dalam memecahkan masalahnya dan berhubungan
dengan orang lain.
Maka dari itu orang tua
atau guru harus paham dasar dari komunikasi dengan anak, jangan sampai terjadi
kekeliruan dalam berkomunikasi dengan anak. Biasanya kekeliruan dalam
berkomunikasi dengan anak adalah dikarenakan beberapa hal diantaranya :
- Bicara tergesa-gesa.
- Beranggapan semua anak sama.
- Tidak membaca bahasa tubuh
anak.
- Tidak empati terhadap perasaan anak.
- Menggunakan gaya komunikasi
negatif.
Berikut gaya komunikasi
negatif pada anak :
1. Memerintah
2. Meremehkan
3. Membandingkan
4. Mencap/melabel
5. Mengancam
6. Menyindir
7. Menyalahkan
8. Menasehati
9. Membohongi
10. Menghibur
11. Mengkritik
12. Menganalisis
Teknik berkomunikasi dengan anak bisa melalui cara berikut ini :
- Tidak berbicara tergesa-gesa
- Membaca bahasa tubuh anak
- Mendengarkan perasaan anak
- Hindari gaya komunikasi
negatif.
- Mendengarkan aktif
- Tentukan masalah siapa
- Gunakan “pesan saya”
1. Kenapa berbicara
dengan anak jangan tergesa-gesa ?
Karena kemampuan anak
menangkap pesan masih terbatas. Serta agar dapat memberi kesempatan pada anak
untuk menganalisa pesan yang disampaikan.
Bila hal tersebut
dilakukan, maka anak tidak akan memahami pesan, akhirnya orang dewasa menjadi
emosi.
2. Kenapa harus membaca
bahasa tubuh anak ?
Bahasa tubuh tidak
pernah berbohong. Juga bahasa tubuh lebih nyata dibanding bahasa lisan.
Bila hal tersebut tidak
dilakukan, maka kita tidak akan memahami maksud si anak dan anak lebih mudah
emosi.
3. Dengan mendengarkan
perasaan si anak apa yang akan terjadi :
Dengan mendengarkan
perasaan anak berarti kita membuat saluran emosi anak dan merangsang kemampuan
bahasa verbal yang lebih tinggi.
Caranya yaitu dengan :
- Tandai pesan
- Jangkau Rasa
- Buka komunikasi dengan empati
4. Hindari menggunakan
gaya bahasa yang negatif.
Seperi telah di jelaskan
dengan 12 gaya bahasa negatif di atas, maka hendaklah orang tua atau guru
mengindari gaya tersebut tatkala sedang berkomunikasi dengan anak, jangan
sampai si anak merasa terintimidasi.
5. Jadilah pendengar
yang aktif.
Hal tersebut untuk
membangun hubungan yang baik antara kita dengan anak dan juga membangun
kepercayaan diri pada diri si anak.
Caranya yaitu dengan
kita menjadi cermin yang memantulkan perasaan si anak dengan cara menghadap
langsung pada anak.
6. Tentukan masalah
siapa.
Biarkan anak
menyelesaikan masalahnya sendiri tentunya dengan pengawasan orang tua atau guru
hal ini dikarenakan tidak semua bantuan kita diperlukan anak.
Jika kita mengabaikan
hal ini maka akan timbul :
- Anak tidak terbiasa mengatasi
masalahnya sendiri
- Anak ketergantungan
- Anak tidak memiliki
ketahan-malangan
- Anak tidak terlatih untuk
mengambil keputusan
7. Gunakan pesan saya
Hal ini membantu anak
untuk melatih agar dapat memahami perasaan orang lain.
Caranya adalah seperi
berikut :
Ibu/Ayah .............
(Perasaan kita)kalau ........ (Perilaku anak), karena ..............
(konsekuensi yang di tanggung anak).
Tidak lupa
sering-seringlah kita menggunakan Magic Words atau
kata-kata ajaib seperti :
Terima kasih
.................
Tolong
..................
Maaf ................
Permisi ..............
Ayo gan sukses buat Paud-nya
BalasHapus