Hati-hati anak pendek bisa berarti stunting
Ada istilah yang mungkin terdengar asing bagi orang awam, yaitu stunting. Stunting adalah kondisi ketika anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya, atau dengan kata lain, tinggi badan anak berada di bawah standar.
Standar yang mengeluarkan tentang tinggi badan anak ini oleh WHO yaitu badan kesehatan dunia yang kantornya ada di Amreika sana.
Kementrian pun mengeluarkan standar Tinggi Badan/Panjang Badan Anak yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1995/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
Untuk standar tinggi bandan atau Panjang Badang anak sesuai Keputusna Menteri adalah sebagai berikut :
1. Standar Panjang Badan Anak Laki-laki berdasarkan umur
2. Standar Panjang Badan Anak Perempuan berdasarkan umur
Dari tabel di atas anak dikatakan "pendek" berdasarkan Usianya adalah jika anak berada pada rentang nilai -3SD sampai -2SD.
Beberapa aspek yang membuat anak pendek :
- Faktor Genetik
- Asupan gizi yang kurang
- Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah
- Tidak atau kurang diberi ASI eksklusif
- Penyakit infeksi yang sering dan berulang-ulang terjadi
- Tidak melakukan imunisasi dasar yang lengkap
- Pola asuh dan pengetahuan ibu akan gizi yang kurang baik
- Lingkungan tidak bersih dan sanitasi buruk
Stunting pasti pendek, pendek belum tentu Stunting
Sedangkan karena kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah 5 tahun akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) umumnya adalah menjadi penyebab stunting.
1000 hari pertama kehidupan merupakan periode kritis terjadinya Stunting.
Dampak stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun.
Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun. Awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun (periode 1000 Hari Pertama Kehidupan) merupakan periode kritis terjadinya gangguan pertumbuhan, termasuk perawakan pendek.
Stunting bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang tentunya sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun. Awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun (periode 1000 Hari Pertama Kehidupan) merupakan periode kritis terjadinya gangguan pertumbuhan, termasuk perawakan pendek.
Stunting bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang tentunya sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Gejala stunting pada anak diantaranya :
- Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
- Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
- Berat badan rendah untuk anak seusianya
- Pertumbuhan tulang tertunda
- Kekebalan tubuh anak rendah
Berikut hal-hal yang dapat mencegah stunting:
- Mengonsumsi makanan dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan selama hamil dan selama menyusui.
- Memberikan nutrisi yang baik kepada anak, seperti memberikan ASI eksklusif dan nutrisi penting lainnya seiring pertambahan usi
- Rutin memeriksakan kehamilan serta pertumbuhan dan perkembangan anak setelah lahir.
- Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan sebelum makan, serta memiliki sanitasi yang bersih di lingkungan rumah.
Posting Komentar untuk "Hati-hati anak pendek bisa berarti stunting"
Terimakasih sudah berkomentar dengan bijak tanpa ada unsur sara dan tidak melanggar norma-norma sosial agama.